PLTU Tanjung Jati Beroperasi, PLN Ngirit Rp 8,6 Triliun/Tahun

6 Feb 2012

Jakarta - Hari ini Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Jero Wacik meresmikan pengoperasian pembangkut listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati B Unit 4. Ini bakal membuat PLN hemat Rp 8,6 triliun per tahun. Kenapa?

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengungkapkan, keberadaan PLTU Tanjung Jati B memberikan sumbangsih yang signifikan dalam kelistrikan di Indonesia, khususnya pada sistim kelistrikan Jawa Bali. 

"Dari total kapasitas PLTU Batubara yang mencapai 13.000 MW, lebih dari 20%-nya merupakan sumbangan dari PLTU Tanjung Jati B dengan total kapasitas 2.640 MW," kata Nur Pamudji dalam siaran pers, Senin (6/2/2012). 

Kehadiran PLTU Tanjung Jati B ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan dan keyakinan investor untuk menanamkan investasinya di Jawa Tengah. "Ketersediaan listrik di Jateng itu sudah surplus, sehingga hal ini diharapkan bisa lebih mendorong tumbuhnya investasi dan industri-industri besar di wilayah Jateng. Dengan demikian akan dapat meningkatkan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah", ujarnya Nur. 

Peresmian beroperasinya PLTU Tanjung Jati B ekspansi Unit 4 dengan kapasitas 660 MW ini, dilakukan oleh Menteri ESDM Jero Wacik di lokasi pembangkit yang terletak di Desa Tubanan, Kecamatan kembang, Jepara Jawa Tengah. Dengan telah beroperasinya Unit 4 ini, maka PLTU Tanjung Jati B ekspansi Unit 3 dan 4 telah beroperasi penuh dengan kapasitas terpasang 2x660 MW.

Sebelumnya, PLTU Tanjung Jati B telah mengoperasikan 2 mesin pembangkit, yakni Unit 1 dan 2 yang telah beroperasi secara komersial sejak tahun 2006. Saat ini total kapasitas terpasang PLTU Tanjung Jati B dari 4 unit mesin pembangkit mencapai sekitar 2.640 MW. 

PLTU Tanjung Jati B Unit 4 dibangun bersamaan dengan Unit 3 di atas lahan 150 hektar. Sedangkan pembangunannya memakan waktu sekitar 35 bulan dengan kontraktor pelaksana joint operation Sumitomo Corporation-Wasa Mitra Engineering. Pembangunan 2 unit PLTU ini membutuhkan investasi 160 miliar yen dengan pendanaan dari JBIC dan bank komersial lainnya. 

Listrik yang dihasilkan dari PLTU ini akan dialirkan ke sistem interkoneksi Jawa Bali melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET) 500 kV yakni dari GIS 500 kV Tanjung Jati ke Gardu Induk (GI) 500 kV Ungaran. 

Saat ini beban puncak rata-rata di sistem kelistrikan Jawa Bali mencapai sekitar 19.700 MW. Sementara itu, sampai akhir 2011 daya mampu di sistem Jawa-Bali menjadi 23.000 MW. Selain itu, pengoperasian PLTU Tanjung Jati B Unit 4 yang kebutuhan konsumsi batubaranya mencapai 2 juta ton per tahun itu, diperkirakan akan mampu mengurangi pemakaian BBM hingga 650 ribu kiloliter per tahunnya. Hal tersebut akan memberikan penghematan sebesar Rp 8,6 triliun per tahunnya jika dibanding dengan menggunakan bahan bakar minyak

PLTU Tanjung Jati B Unit 3 dan 4 juga didisain sebagai pembangkit listrik yang ramah lingkungan yang menggunakan FGD flue gas disulfurization yg ditempatkan di sisi gas buang. Dengan teknologi ini, asap hasil pembakaran batubara yang menghasilkan gas sulfur yang berbahaya terhadap lingkungan ditangkap oleh lime stone atau batu kapur yang dicampur air laut pada FGD, sehingga asap yang terbuang lewat cerobong tinggal uap air saja yang ramah lingkungan. (dnl/ang) 

Source : finance.detik.com
Share this article :
 
Support : energipembangkit.blogspot.com
Copyright © 2011. ENERGI PEMBANGKIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger