Enam Pembangkit Listrik PLN di Lampung Rusak, Defisit 230 MW

3 Sep 2013

Jakarta, EnergiToday -- Sejumlah pembangkit listrik di Lampung berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Akibatnya, pembangkit listrik tersebut tak bisa dioperasikan secara maksimal dan Lampung mengalami defisit listrik hingga 230 MW.

“PLTU Tarahan 3 dan 4 berkekuatan 200 MW sedang mengalami keretakan pada mesin penampung gas,” kata Manajer Teknik PLN Cabang Tanjungkarang, Lampung, Nahwaludin, di Bandarlampung, Selasa (3/9), seperti dikutip dalam kompas.com.

Kemudian PLTA di Waybesay dan Batutegi sudah sangat jarang dioptimalkan karena debit air yang berkurang. Selain itu, PLTG Ulubelu masih dalam perbaikan tahunan sehingga saat ini keluar dari kewajiban menyumbang energi.

Sementara, PLTU Sumatera Selatan yang biasa menyuplai 200 MW ke Lampung juga mengalami kerusakan pada interkoneksi.

Menanggapi kondisi ini, Ombudsman Lampung menilai, pemadaman yang kerap terjadi sejak sepekan terakhir tidak sebanding dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang dibebankan pada pelanggan.

PLN harus mengacu pada UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik sehingga mampu memberikan pelayanan yang berkualitas. (RR/KPC)

Sumber: EnergiToday

3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Resmi Beroperasi

2 Mar 2013


KARANGASEM, BALI - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Karangasem 1 MWp On-Grid, PLTS Bangli 1 MWp On-Griddan 6 Unit PLTS 15 kWp Off-Grid resmi beroperasi. Hal ini ditandai dengan diresmikannya ke-3 PLTS tersebut oleh Menteri ESDM, Jero Wacik pada Senin (25/2). Peresmian ini dipusatkan di Desa Kubu Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine yang menandai beroperasinya PLTS secara interkoneksi ke Jaringan milik PT PLN (Persero).

PLTP SARULLA: Pemerintah Tunggu SOL Segera Teken Kontrak

18 Feb 2013

JAKARTA- Pemerintah meminta Sarulla Operation Limited (SOL) untuk menandatangani kontrak kerja sama (joint operating contract/JOC) dan kontrak jual beli listrik (energy sales contract/ESC) terkait pembangunan PLTP Sarulla.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana mengatakan saat ini, baik pemerintah, PT Pertamina Geothermal Energy, dan PT PLN (Persero) sudah menandatangani kedua kontrak tersebut.

Menurutnya, kontrak bisa berjalan setelah SOL menekan kedua kontrak tersebut. Rencananya, lanjut Rida, pihak SOL dari Jepang akan datang langsung ke Indonesia untuk menandatangai kontrak JOC dan ESC.

“Saya harap bisa bulan ini juga ditandatangani,” kata Rida usai Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (18/2). Konsorsium SOL terdiri dari Medco 37,5%, Kyushu Electric (Jepang) 25%, Itochu Corporation (Jepang) 25%, dan Ormat International Inc (AS) 12,5%.

Pemerintah sendiri telah menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya. Seperti pekan lalu, pemerintah telah meneken peraturan bersama menteri yang mengatur kepemilikan aset wilayah kerja panas bumi Sarulla. Peraturan ini mengizinkan SOL menggunakan aset milik Pertamina Geothermal untuk memperoleh pinjaman.

Namun, aturan ini tidak mengatur pajak pengalihan aset yang oleh Pertamina Geothermal Energy diminta untuk dibebaskan. “SOL juga katanya menunggu kepastian dari Ditjen Pajak siapa yang menanggung pajak aset ini sebelum meneken JOC dan ESC.”

Rida menegaskan, bila SOL sudah menandatangani kontrak JOC dan ESC, proyek bisa segera jalan. Adapun harga listrik untuk PLTP Sarulla tidak ada perubahan. Harga listrik sebelumnya telah disepakati US$6,7 sen per kilowatt hour (kWh) dengan eskalasi 2% per tahun.

Presiden Direktur Medco Power Fazil E Alfitri mengatakan ditandatanganinya peraturan bersama menteri merupakan hal baik yang sudah ditunggu-tunggu. Pihaknya berharap, JOC dan ESC bisa diteken pekan ini.

“Saya denger sih sabtu lalu memang udah diteken, tapi saya belum lihat langsung dokumennya. Nah kita lagi tunggu kapan harus teken dokumen itu, mungkin minggu – minggu ini,” katanya.

Menurutnya, dengan ditandatanganinya JOC, pendanaan akan lebih terjamin meskipun perusahaan tidak bermasalah mengenai pendanaan.

“Tapi dari sisi agreement jadi lebih pasti. Saat ini tahap due diligence dengan JBIC dan ADB. Masalah agunan untuk pendanaan tidak jadi masalah lagi.” (arh)

Sumber : http://bisnis.com/articles/pltp-sarulla-pemerintah-tunggu-sol-segera-teken-kontrak

ETAP 7.0 FULL VERSION


ETAP adalah software atau platform analisis yang paling komperhensif untuk desain, simulasi, operasi, kontrol, optimasi, dan otomatisasi generasi, distribusi transmisi, dam sistem listrik di industri.

ETAP menawarkan paket penuh solusi perangkat lunak termasuk flash busur, aliran beban, hubung singkat, kordinasi relay, ampacity kabel, stabilitas transien, aliran daya yang optimal, dan banyak lagi.

Bagi yang ingin mencoba bisa download ETAP 7.0 pada link dibawah ini :

*Tidak bertanggung jawab atas segala software ilegal, resiko ditanggung sendiri.

BATU BARA : Exploitasi Energi Tingkatkan Produksi Hingga 10 Juta Ton

14 Feb 2013


BANJARMASIN -- PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk., yang bergerak dibidang  pertambangan batubara, tengah meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 10 juta ton per tahun.


Kusno Hardjianto, Komisaris dan Pemilik Exploitasi Energi Indonesia, mengatakan peningkatakan kapasitas produksi itu untuk menambah pasokan batubara ke Parusahaan Listrik Negara (PLN) guna memenuhi kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu, Labuan, Teluk Naga, Rembang dan Suralaya.



Untuk itu pihaknya giat meningkatkan daya tampung dua pelabuhan batubara miliknya di Kintap Asam-Asam, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.



"Kami akan meningkatkan kapasitas produksi batubara untuk memenuhi kebutuhan PLN di Pulau Jawa dan Sumatera dengan kontrak jangka panjang hingga 25 tahun dan tentunya untuk memasok PLTU milik kami sendiri di Pangkalan Bun," katanya di Banjarmasin, Kamis (14/2/2013).



Menurutnya, perusahaan memiliki dua pelabuhan batubara di Kintap Asam-Asam, Kabupaten Tanah Laut masing-masing berkapasitas sekitar 3 juta ton per tahun yang dioperasikan oleh anak perusahaannya yaitu PT Sekti Rahayu Indah dan PT Turba Dewata Guna Persada. (dot)

Sumber : bisnis.com

PASOKAN LISTRIK: PLN Targetkan Tambahan 182,3 MW Dari Pembangkit Kecil Di KTI


JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menargetkan mendapatkan tambahan pasokan listrik sebesar 182,3 megawatt (MW) hingga akhir 2013 dari sejumlah pembangkit skala kecil yang dibangun di kawasan timur Indonesia.

Direktur Konstruksi PLN Nasri Sebayang mengatakan tambahan listrik 182,3 MW itu berasal dari 12 pembangkit yang dikerjakan perseroan, yakni PLTU Kota Baru, PLTU Lombok, PLTU Rote, PLTU Kendari 3 Ext, PLTG Kaltim Peaking, PLTM Santong, PLTP Ndungga, PLTM Praffi, PLTM Budong-Budong, PLTM Rongi, PLTA Genyem, dan PLTP Ulumbu ADB.

“Tambahan listrik itu di luar program percepatan (fast track program/FTP) 10.000 MW tahap 1. Jadi itu berasal dari pembangkit skala kecil yang memang menjadi program regular PLN untuk meningkatkan rasio elektrifikasi,” ungkapnya, Kamis (14/2).

Nasri mengungkapkan selain tambahan listrik untuk wilayah Indonesia bagian timur, PLN juga menargetkan mendapat tambahan listrik sebanyak 54 MW di wilayah Indonesia bagian barat tahun ini. Tambahan listrik itu berasal dari PLTGU Keramasan, dan PLTU Sanggau yang diperkirakan selesai Maret 2013 ini.

Selain itu, Nasri menjelaskan pada 2014 akan ada tambahan listrik sebesar 195 MW di wilayah Indonesia bagian timur dari 16 pembangkit yang saat ini telah masuk tahap konstruksi. Di Indonesia bagian barat direncanakan ada tambahan listrik sebesar 89 MW dari lima pembangkit yang juga sudah mulai masuk tahapan konstruksi.

Wilayah Indonesia bagian timur seperti Papua, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) memang menjadi wilayah yang memiliki rasio elektrifikasi yang rendah dibandingkan dengan wilayah lain di Tanah Air. (bas)

Sumber : Bisnis.com

TARIF PLTSa: Kementerian ESDM Usulkan Rp1.450 Per KWh


JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan feed in tariff pembangkit listrik berbasis sampah (PLTSa) zero waste sebesar Rp1.450 per kilowatt hour (kWh), dan Rp 1.250 per kWh untuk PLTSa yang menghasilkan limbah.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan kebijakan feed in tariff itu dikeluarkan untuk menarik investor dalam pembangunan PLTSa di dalam negeri.

“Untuk PLTSa zero waste itu sekitar Rp1.450 dan yang menyisakan limbah Rp1.250. tapi itu belum final dan kami masih terus mengkajinya,” katanya di Jakarta, Selasa (12/2).

Rida mengungkapkan PLTSa merupakan alternatif untuk kota-kota besar dengan kebutuhan listrik yang juga besar. Selain itu, PLTSa juga bermanfaat dalam membersihkan sampah yang selama ini menjadi masalah pemerintah daerah.

Dalam kesempatan itu, Rida juga menegaskan perlunya keserasian regulasi mengenai sampah dan limbah untuk pengembangan PLTSa. Dengan demikian, investor tidak lagi ragu saat ingin menanamkan modalnya di sektor energi terbarukan itu.

Sementara itu, Direktur Konstruksi PLN Nasri Sebayang pengatakan PLN siap membeli listrik dari pembangkit listrik berbasis biomassa. Apalagi saat ini pemerintah juga terus mengeluarkan kebijakan feed in tariff untuk pembangkit berbasis biomassa.

“Pemerintah sudah menetapkan feed in tariff biomassa, jadi silakan saja kalau ada pengembang yang ingin membangun pembangkit berbasis biomassa dengan. Tarifnya juga kan sudah ditentukan, jadi tidak bisa ditawar,” ungkapnya.

Hanya saja, Nasri mengingatkan agar para pengembang memperhatikan kepastian bahan baku untuk pembangkit berbasis biomassa. Dia mencontohkan cangkang sawit yang ternyata lebih laku dengan harga yang lebih tinggi di luar negeri, sehingga menjadikan pasokan cangkang sawit untuk pembangkit menjadi sulit.

Pembangkit listrik tenaga biomassa di Belitung bahkan saat ini mengalami kesulitan operasional karena kurangnya pasokan cangkang sawit. “PLN membuka kesempatan yang seluasnya untuk pengembangan biomassa, karena dapat mengurangi subsidi dari pengurangan pemakaian BBM [bahan bakar minyak] untuk pembangkit,” tuturnya. (if)

Sumber : bisnis.com

PLN Indonesia Timur Dapat 3 Rekor MURI & Resmikan 12 Program Listrik



Jakarta - PT PLN (Persero) wilayah Indonesia Timur mendapatkan 3 rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Rekor ini diberikan karena PLN berhasil membangun listrik prabayar dan non-BBM di pedalaman.


Penyerahan piagam MURI dilakukan oleh Manajer Senior MURI Paulus Pangka dalam acara Peresmian Sarana Kelistrikan dan Program Unggulan PLN di Papua dan Papua Barat di Kantor PLN Wilayah Papua Cabang Biak, Jalan Yos Sudarso, Biak, Papua Barat, Kamis (14/2/2013).




Rekor yang dicapai adalah:



  1. Provinsi Papua dengan kabupaten terbanyak 100 persen listrik prabayar, 7 kabupaten antara lain: Kabupaten Jayapura, Sarmi, Boven Digoel, Waropen, Pegunungan Bintang dan Dogiai
  2. Pulau Bunyu sebagai pulau pertama yang listriknya diproduksi 100 persen BBG
  3. Kabupaten Banggai Kepulauan sebagai kabupaten kepulauan pertama yang sudah dilayani 100 persen listrik pintar.


Penyerahan piagam MURI dilakukan oleh Manajer Senior MURI Paulus Pangka. Piagam MURI itu diberikan kepada Direktur Operasional PLN Wilayah Indonesia Vickner Sinaga, General Manager PLN Wilayah Papua dan Papua Barat Robert Sitorus dan Bupati Biak Numfor Yunus Melianus Maryen. Juga diluncurkan buku berjudul 'PLN Indonesia Timur. Melayani Lebih Sungguh' yang digagas oleh Dirops Indonesia Timur PT PLN Vicker Sinaga.


Selain itu diresmikan juga 12 program kelistrikan di wilayah Papua dan Papua Barat:


1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Walesi Unit 6 dan 7


Beroperasinya Pembangkit Tenaga Listrik Mikro Hidro Walesi 6 dan 7 menjadikan Kota Wamena Bebas Bahan Bakar Minyak di siang hari dan akan terus diupayakan hingga Wamena benar-benar bebas dari ketergantungan BBM dengan mengandalkan potensi air yang tersedia. Sehingga PLN Wamena telah memberikan konstribusi penghematan BBM sebesar 130.000 KL/ bulan.


2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang
PLTS Oksibil di Kabupaten Pegunungan Bintang dan PLTS Kigamani di Kabupaten Dogiyai masing-masing berkapasitas 300 kilo Watt peak merupakan PLTS tertinggi di dunia, karena dibangun pada ketinggian 3.400 m di atas permukaan laut yang seluruh pelanggannya dilayani dengan listrik prabayar. 



3. Peresmian Gedung Kantor PLN Area Jayapura dan Gedung PDKB Area Sorong. 
Selama ini masih bergabung dengan kantor wilayah Papua dan Papua Barat. Dan sejak 1 Januari 2013 PLN Area Jayapura telah memiliki kantor sendiri yang terletak di Abepura. Sedangkan di PLN Area Sorong saat ini telah terbentuk Tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan dan telah menempati gedung yang baru sejak Desember 2012. 



4. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Gas Biomassa di Biak
PT Raggiana Energi memiliki PLTMG Biomassa dengan daya 2 X 500 Kilo watt yang akan disalurkan ke PLN dengan harga sesuai Permen ESDM 4 tahun 2012 adalah sebagai upaya PLN P2B mengurangi konsumsi BBM dengan memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan dan Perjanjia Pembelian Tenaga Listrik telah ditandatangani oleh PLN P2B dengan PT Raggiana.



5. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hybrid Hydro di Pulau Numfor.
PT Utama Prima Mandiri akan memiliki PLTM Hybrid Hydro yang berada di Pulau Dum dengan daya 1X500 kilo watt dan Pulau Numfor dengan kapasitas 2X500 kilo watt, merupakan sebuah terobosan pembangkit PLTMH yang tidak bergantung pada aliran sungai, debit dan ketinggian air. PLTMH ini efisien untuk daya kecil mulai 50 KW s/d 1 MW dan merupakan tekhnologi baru.



PLN Wilayah Papua dan Papua Barat akan memanfaatkan energi ini sebagai upaya mengurangi konsumsi BBM. Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik telah ditandatangani oleh PLN P2B dengan PT. Utama Prima Mandiri pada bulan januari 2013. 


6. Peresmian Listrik Pintar (LPB) 100% Pada 7 Kabupaten
Sampai dengan tahun 2012, dari sejumlah 40 Kabupaten & kota yang ada di daerah kerja PLN wilayah Papua & Papua Barat terdapat 7 kabupaten yang telah menggunakan 100% listrik prabayar yaitu, Kabupaten Jayawijaya, Sarmi, Supiori, Waropen, Bovendigoul, Pegunungan Bintang dan Dogiyai yang semuanya berada di Provinsi Papua. 



Tahun 2013 PLN P2B telah menargetkan 10 Kabupaten lagi 100% LPB dan dalam 4 tahun kedepan seluruh wilayah Papua dan Papua Barat akan dilayani dengan listrik prabayar.


7. Pencanangan operasi Sistem 24 jam
Kondisi saat ini PLN Papua dan Papua Barat masih 152 Listrik Desa yang hanya beroperasi 6 – 12 jam. Untuk meningkatkan pelayanan, pada tahun 2013 PLN P2B secara bertahap akan mengoperasikan sistem menjadi 24 jam yang diawali di Teminabuan, Bintuni, Numfor, Keppi serta akan menyusul kabupaten lainnya yang selama ini masih beroperasi di bawah 24 jam.



8. Pencanangan Pelayanan Teknik Pola 3 (Pelayanan Reaksi Cepat 453). 
Pada tahun 2013 akan diterapkan Pelayanan Teknik Pola 3 yang Proaktif, yang tidak hanya melayani gangguan dan inspeksi jaringan, namun sekaligus melakukan pemeliharaan yang dilaksanakan secara terpadu dan terintegrasi dengan call center 123 sehingga kualitas layanan lebih ditingkatkan. Pelayanan Teknik area Biak merupakan Yantek Pola 3 pertama yang akan diikuti oleh area lainnya di PLN Wilayah Papua dan Papua Barat, PRC 453 adalah merupakan 45 menit adalah Respon Time dan 3 Jam batas waktu pemulihan. 



9. Penandatanganan MOU Pembangunan PLTU Biomassa 10 MW di Merauke.
Konsorsium PT Metra Duta Lestari, LG Internasional dan PT Multifab yang mengelola konsesi hutan seluas 162.000 Ha di Kabupaten Merauke memiliki potensi Biomassa yang besar. Saat ini sudah dibangun Power Plan 7 Mega Watt untuk pengolahan Woodchips yang diekspor ke Korea. 25% dari produksi Woodchips tersebut akan digunakan untuk PLTU Biomassa dengan kapasitas 10 Mega Watt yang selanjutnya akan dimanfaatkan PLN Wilayah Papua dan Papua Barat untuk sistem kelistrikan Merauke dan sekitarnya, hal ini merupakan pemanfaat energi terbarukan oleh PLN.



10. Excess Power PT Power PLTG Salawati 
Gas Flare yang selama 42 tahun dibakar sia-sia, akhirnya dapat dimanfatkan sebagai pembangkit listrik. PT. Intermega Sabako Indonesia salah satu perusahaan yang mengelola konsesi eksplorasi minyak dan gas di Salawati yang mengolah gas Flare tersebut sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar PLTG untuk kebutuhan sendiri dan kelebihannya sebesar 10 MW akan dimanfaatkan PLN wilayah P2B sebagai excess power.



11. Excess Power 10 MW PT Waymon Daya Powergen.
Kerjasama PLN Wilayah Papua & Papua Barat dengan PT Waymon Daya Powergen yang memiliki kelebihan energi dimanfaatkan secara maksima oleh PLN WP2B dalam rangka menunjang sistem kelistrikan di Sorong. PT Power Gen memiliki PLTG dengan Excess Power 10 MW dan akan disalurkan ke PLN pada April 2013. 



12. Sinergi PLN Wilayah Papua & Papua Barat dengan Kabupaten Intan Jaya
PLN wilayah P2B bersinergi dengan seluruh pemerintah Daerah. Salah satunya Kabupaten baru yang saat ini belum terlayani oleh PLN yaitu Kabupaten Intan Jaya yang terletak pada ketinggian 3.500 meter di atas permukaan laut dan hanya dapat dijangkau dengan Transportasi Udara (pesawat ukuran kecil) telah membangun PLTD dan jaringan distribusi yang akan dioperasikan oleh PLN WP2B dengan Kerja Sama Operasi (KSO) yaitu PLN menyediakan kebutuhan BBM, sedangkan transportasi ditanggung oleh Pemkab Intan Jaya yang diperkirakan menelan biaya Rp 18,5 miliar per tahun.



(nwk/hen)

Sumber : finance.detik.com

PLN Punya 1.000 'Pasukan Berani Mati'

9 Nov 2012


Jakarta - PT PLN (Persero) sampai saat ini mengaku punya 1.000 'pasukan khusus' dari Aceh hingga Papua. Pasukan ini akan ditugaskan untuk melakukan pemeliharaan listrik tanpa mematikan listrik atau untuk Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB).


Hari ini, Direktur Utama PLN Nur Pamudji melakukan pengukuhan 14 tim 'pasukan khusus' yang terdiri dari 2 Tim PDKB Tegangan Tinggi, 5 Tim PDKB Gardu Induk, dan 7 Tim PDKB Tegangan Menengah. Pengukuhan 14 tim ini menggenapkan jumlah 1.000 'pasukan khusus' tersebut.



Ketua Komite PDKB PLN Agoes Priambodo menyatakan, keberadaan 'pasukan khusus' ini adalah untuk membantu meningkatkan kinerja perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 



"Tim PDKB dapat bekerja dalam keadaan bertegangan, yaitu aliran listrik tetap dapat disalurkan kepada pelanggan tanpa harus dipadamkam. Ini berarti pelanggan dapat terus melakukan aktivitasnya tanpa terganggu padamnya listrik dan di satu sisi PLN juga tidak kehilangan potensi pendapatannya karena listrik dapat terus disalurkan kepada pelanggan," ujar Agoes dalam siaran pers, Jumat (9/11/2012).



Selain pengukuhan terhadap 14 Tim PDKB baru, sebelumnya telah dilakukan beberapa kegiatan, seperti pekerjaan pada transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di tower 204 daerah pantai Glagah, Yogyakarta dan tower 255 tiang transposisi untuk transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV di Pedan – Tasik 2. 



Sedangkan pada hari Kamis kemarin dilakukan pekerjaan pemeliharaan pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV pada 6 lokasi yang berada di sekitar kawasan Simpang Lima, Semarang.



Dalam pengukuhan tersbeut Nur Pamudji dilantik sebagai Anggota Kehormatan PDKB. Pengukuhan Nur Pamudji sebagai Anggota Kehormatan PDKB ini ditandai dengan atraksi 'Sentuh Langsung' pada jaringan SUTM 20 kV.



"Prestasi Tim PDKB dalam 5 tahun ini yang 'Zero Accident', adalah bukti dari kepatuhan para petugas akan pentingnya Keselamatan dalam Kerja. Untuk itu agar Tim PDKB terus mematuhi dan bekerja sesuai Standar Operation Procedure (SOP) yang ada serta terus meningkatkan Kompetensi Teknis yang dimiliki," ujar Nur Pamudji.



Tahun lalu, kontribusi Tim PDKB secara nasional bagi kinerja PLN adalah melakukan pekerjaan dalam keadaan bertegangan sehingga saat pekerjaan berlangsung pelanggan tidak mengalami pemadaman dan mampu menyelamatkan energi yang disalurkan kepada pelanggan, baik untuk Tegangan Tinggi (TT) maupun Tegangan Menengah (TM) adalah Rp 228 miliar. Sedangkan hingga semester I-2012, telah dilakukan pekerjaan PDKB dengan nilai penyelamatan energi yang disalurkan kepada pelanggan mencapai Rp 650 miliar.

Sumber : http://finance.detik.com/read/2012/11/09/210104/2087769/1034/pln-punya-1000-pasukan-berani-mati?f9911013

ES Pipe : pipa air yang bisa menghasilkan energi listrik

10 Jul 2012

Belakangan banyak produk penghasil energi yang sumbernya berasal dari sesuatu yang sebenarnya sering kita buang begitu saja seperti PowerPot yang menghasilkan energi ketika kita sedang memasak dan masih banyak lagi.

Kali ini sebuah konsep dari Ryan Jongwoo Choi yang mencoba memanfaatkan aliran air dari keran untuk menghasilkan sebuah energi listrik yang bisa digunakan untuk penerangan (sebagai lampu).



Disebut dengan ES Pipe, alat berbentuk pipa ini didalamnya terdapat beberapa turbin kecil untuk menghasilkan energi listrik yang kemudian bisa memberikan sumber energi untuk lampu bohlam khusus yang dipasang di atasnya.

ES Pipe dipasang di pipa air dan setiap saat kran air dibuka maka turbin kecil yang ada akan berputar dan menghasilkan energi listrik yang diteruskan ke bohlam khusus diatasnya.

Setelah terisi penuh, bohlam yang berisi berisi baterai isi ulang ini bisa digunakan di malam hari sebagai salah satu sumber penerangan.

Kalau digunakan di perkotaan mungkin kita bicara hemat energi tetapi kalau digunakan di daerah yang tidak ada listrik maka ini menjadi sebuah solusi jitu untuk daerah tersebut. (otakku.com/ humasristek)

 

 

 





Sumber : www.ristek.go.id

Menteri ESDM Resmikan PLTU Biomassa 2 X 15 MW

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik pada hari ini, Senin (9/7), meresmikan 2 unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Biomassa masing-masing berkapasitas 15 MW milik PT Growth Asia di Kawasan Industri Medan (KIM) 3, Medan, Sumatera Utara. PT Growth Asia adalah perusahaan dibawah manajemen usaha Growth Steel Group (GSG) dengan bisnis inti industri baja terintegrasi.

PLTU Biomassa 2 x 15 MW ini dibangun pada tahun 2011 dan menggunakan bahan bakar dari energi terbarukan, yaitu cangkang sawit, sekam padi, tongkol jagung dan serbuk kayu (Waste to Energy).

Pembangunan PLTU Biomasa ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Namun daya yang dihasilkan melebihi kebutuhan, sehingga ada kelebihan  (excess power) sebesar 20 MW. Kelebihan daya listrik tersebut dijual ke PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. 

Sebelumnya, PT. Growth Sumatera Industry, juga salah satu perusahaan dibawah manajemen Growth Steel Group, telah membangun 1 x 15 MW pada tahun 2008 dan 1x 15 MW pada tahun 2010. Sebanyak 15 MW dipakai sendiri dan kelebihan daya sebesar 15 MW dijual ke PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Sampai dengan Juni 2012, total daya listrik yang telah dijual oleh Growth Steel Group melalui PT.Growth Sumatera Industry dan PT. Growth Asia ke PT PLN sebesar sebesar 35 MW (dari total kapasitas 60 MW). Dengan harga rata-rata solar untuk industri Rp. 10.000/liter serta harga tenaga listrik Rp. 975/kWh (Permen ESDM No. 4 Tahun 2012), maka keberadaan PLTU Biomasa milik Growth Steel Group telah menghasilkan penghematan sebesar Rp. 621 Milyar/tahun. 

Dengan penguasaan teknologi sistem fabrikasi peralatan pembangkit dan tenaga kerja milik sendiri, PT Growth Asia telah mampu menciptakan pembangunan PLTU Biomassa dengan kandungan lokal yang mencapai 70%. Pembangunan PLTU Biomassa ini selain meningkatkan ketahanan energi dan kemandirian energi sekaligus mampu mengurangi emisi gas rumah kaca karena biomasa adalah bagian dari energi terbarukan atau energi bersih, sehingga melalui peningkatan pembangunan PLTU Biomassa akan mempercepat pembangunan energi berkelanjutan.

Provinsi Sumatera Utara memiliki limbah biomassa yang cukup besar yang terdapat di perkebunan kelapa sawit, daerah pertanian lainnya dan pada industri-industri kayu sehingga dengan adanya PLTU Biomassa milik Growth Steel Group ini diharapkan akan mendorong investor lainnya untuk membangun PLTU Biomassa sejenis yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan pasokan listrik di wilayah Sumatera Utara.

Sumber :  www.esdm.go.id 
 
Support : energipembangkit.blogspot.com
Copyright © 2011. ENERGI PEMBANGKIT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger